Minggu, 28 Februari 2010

Manusia sebagai individu keluarga dan masyarakat

Emansipasi Wanita


Putri adalah seorang karyawati disebuah perkantoran dikota besar, dimana kesehariannya melakukan aktivitasnya sendiri tanpa bantuan orang lain. Mulai dari pagi hari berangkat kerja hingga kembali lagi kerumah. Kesehariannya di isi dengan mengerjakan tugas kantor, dengan tempaan tugas berat dari atasan dilalui dengan baik dan senang hati.


Sebagai wanita perkotaan yang jarang melakukan sosialisasi, putri selalu di sibukkan dengan pekerjaannya,ia selalu berusaha jadi yang terbaik dengan melakukan sendiri tanpa bantuan orang lain, hal ini yang membuatnya tidak bisa bersosialisasi dengan orang lain.

Masyarakat perkotaan membuatnya hidup sebagai manusia individu, terbiasa hidup sendiri tanpa dibantu orang lain.

Dalam kehidupan keluarganya putri adalah seorang pribadi yang menyenangkan, mampu membantu keluarganya terutama dalam bidang perekonomian karena dirinya yang sudah mempunyai pekerjaan. Sehingga keluarganya pun senang dimana ia mampu membiayai pendidikan untuk adik-adiknya.

Putri pun menjadi panutan bagi adik-adiknya, peran serta orangtuanya menghasilkan pribadi Putri sebagai panutan dalam keluarga.

Pemuda dan Sosialisasi

Kegiatan Organisasi dalam kampus

Aldi merupakan mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Dimulai dari suatu kegiatannya dalam kampus mengikuti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).

Aldi yang awalnya seorang mahasiswa biasa, yang hanya menjalani kegiatan kampus seperti biasanya berubah aktifitasnya setelah dia bersosialisasi dengan mengikuti sebuah organisasi di kampusnya. Dalam organisasinya di adakan sebuah pelatihan atau pendidikan sebagai salah satu kegiatan wajib yang diadakan oleh BEM.

Dalam keikutsertaannya dalam organisasi Aldi diangkat sebagai anggota yang tugasnya mengawasi jalannya pelatihan dalam organisasi tersebut. Berkat dedikasinya serta loyalitasnya sebagai anggota dalam organisasinya, BEM telah mengangkatnya sebagai Ketua Koordinator Kemahasiswaan.

Ilmu Pengetahuan Tekhnologi Dan Kemiskinan

DAMPAK TEKHNOLOGI TERHADAP KEMISKINAN

Dalam era globalisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pesat. Semakin pesatnya menyebabkan berkurangnya lapangan kerja ini artinya semakin ketat dalam menyeleksi calon karyawan, ditambah lagi tergantinya Sumber Daya Manusia dengan Tekhnologi.

Banyak perusahaan-perusahaan yang mengandalkan tekhnologi sebagai Mobilitas dalam menjalani aktifitas perusahaan, hal ini sangat berdampak pada berkurangnya sumber daya manusia, yang ujung-ujungnya berakhir dengan kemiskinan.

Apabila banyak masyarakat yang kurang memperhatikan hal ini, bisa jadi lapangan kerja untuk mereka menjadi sempit atau bahkan tidak ada sebab kualitas dari kemampuan mereka sendiri tidak cukup untuk bersaing dengan tekhnologi.

Apabila itu sampai terjadi, dapat di pastikan jumlah pengangguran di negara ini akan terus bertambah dari tahun ke tahun yang mengakibatkan tingkat kemiskinan rakyat semakin tinggi.

Namun, coba bayangkan apabila sejak dari sekarang para generasi muda bangsa ini di berikan pelajaran lebih mengenai Ilmu Pengetahuan Teknologi. Tetapi, itu pun belum dapat dipastikan dapat menurunkan tingkat kemiskinan ini jika tidak ada turut serta langsung dari para generasi muda bangsa ini.

Jadi intinya menurut saya, Ilmu pengetahuan teknologi dan kemiskinan di tengah-tengah masyarakat jelas sangat berhubungan walaupun itu tak terjalin secara langsung dan juga bukan lah menjadi penyebab satu-satunya kemiskinan. Sebab penyebab utama dari kemiskinan menurut saya pribadi adalah berasal dari kesadaran pola pikir dari masyarakat itu sendiri mengenai arti dari 'SUKSES' yang ingin mereka capai.

Masyarakat perkotaan dan pedesaan


KEHIDUPAN MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT PEDESAAN

Inilah potret dari kehidupan masyarakat kita, dua sisi kehidupan yang berbeda. Dimana pembangunan didaerah perkotaan jauh lebih pesat dibanding dengan masyarakat desa. Sehingga timbulah yang namanya masyarakat desa dan kota.

Masyarakat modern,sering Membedakan antara masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan. contohnya dapat kita Lihat saat kita sedang berpakaian. Perbedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, kita dapat membedakannya antara masyarakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan “berlawanan” pula. Perbedaan antara keduanya, kekeluargaan dan kebersamaan, tradisi adat istiadat, adanya ritual, upacara keagamaan dan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi adalah ciri dari kehidupan masyarakat pedesaan. Sedangkan bagi masyarakat perkotaan lebih cenderung berfikit secara rasionalitas, individualisme dan modernisasi.

Pola pikir masyarakat perkotaan yang jauh lebih maju daripada masyarakat pedesaan mengakibatkan masyarakat perkotaan lebih berkembang dibanding masyarakat pedesaan. Sedangkan sistem kekeluargaan dan gotong royong menjadi nilai lebih bagi masyarakat pedesaan dibanding masyarakat perkotaan.

Menurut saya modernisasi dari masyarakat perkotaan itu penting, jika di imbangi dengan system kekeluargaan yang dimiliki masyarakat pedesaan untuk meningkatkan pembangunan yang merata pada tiap-tiap masyarakat, baik di kota maupun di desa.